Masya Allah. Inilah Manfaat Berdzikir yang Jarang Diketahui Orang
Masya Allah. Inilah Manfaat Berdzikir yang Jarang Diketahui Orang
1. Diberi Keberuntungan
Berdzikir sanggup membawa seseorang pada suatu keberuntungan. Yang Mahakuasa Swt, berfirman: “Maka, berteguh hatilah kau dan sebutlah (nama Yang Mahakuasa Sebanyak-banyaknya, biar kau beruntung.” (QS.al-Anfaal [8]: 45)
Berdasarkan surat al-Anfaal ayat 45 tersebut, kita mengetahui bahwa ibu hamil yang banyak berdzikir menerima keberuntungan dari Yang Mahakuasa Swt, berupa anak yang terlahir dalam keadaan sempurna, sehat, dan bersikap shalih maupun shalihah.
2. Mengatasi Problem Psikologis
Stress merupakan cirri-ciri orang yang hatinya tidak tenteram. Stress yang dialami oleh ibu hamil akan dapak jelek bagi kesehatan anak yang dikandungnya.
Elizabeth Hurlock, seorang pakar janin, menyatakan bahwa kondisi psikologis yang baik atau tidak, yang dialami oleh seorang ibu hamil sanggup memengaruhi psikologis anak dalam kandungannya, sehingga besar kemungkinan dampak negative tersebut berkembang menjadi bawaan anak. Sehingga, anak menjadi seorang penakut, pemarah, penyedih, dan lain sebagainya.
Untuk mengurangi rasa stress, Yang Mahakuasa Swt, memerintahkan kita untuk mengingat-Nya melalui dzikir. Sebab, dzikir sanggup menentramkan hati. Perintah Yang Mahakuasa tersebut terdapat dalam al-Qur’an, tepatnya pada ayat berikut:
“(Yaitu), orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS.ar-Ra’d [13]: 28).
Menurut M. Afif Anshori (2003), dari hasil penelitiannya ia menyebutkan bahwa timbulnya gangguan kejiwaan, tolong-menolong berpangkal pada ketidaksadaran diri bahwa dirinya itu tidak bisa mengejar yang dicita-citakan. Namun, mereka tetap memforsir segala potensi logika budinya sehingga kelelahan. Menurut anggapannya, segala keinginan bila diusahakan dengan pengerahan segenap potensi tenaga dan pikiran, mesti akan tercapai. Akan tetapi mereka tidak menyadari bahwa kemampuan insan sangat terbatas dan ada kelemahannya. Akibatnya terjadilah shock, stress, depresi, frustasi, dan bermacam-macam kekalutan mental lainnya.
Disinilah pentingnya dzikir biar insan mengetahui dan mengenal jati dirinya dan Tuhannya. Sebagaimana kita ketahui, dzikir pada prinsip pokoknya yakni memusatkan pikiran dan perasaan kepada Yang Mahakuasa Swt, dengan cara menyebut nama-Nya secara berulang-ulang . hal ini menciptakan seseorang mempunyai pengalaman “berhubungan” dengan Yang Mahakuasa Swt, sehingga dengan sendirinya akan menghilangkan rasa keterpisahan antara insan dengan Tuhannya.
Dzikir mempunyai kemiripan dengan banyak sekali teknik meditasi pada tradisi agama-agama lain, baik pada tekniknya maupun imbas yang ditimbulkannya. Banyak fakta penelitian yang telah menunjukan bahwa dzikir tidak hanya besar lengan berkuasa pada perkembangan ruhani seseorang, melainkan juga besar lengan berkuasa terhadap dimensi fisi. Misalnya, dalam menyembuhkan banyak sekali penyakit fisik, menyerupai stress, kecemasan, dan depresi.
Sementara itu, dalam sudut pandang beling mata ilmu kedokteran jiwa/kesehatan jiwa, dzikir merupakan terapi psikistrik, setingkat lebih tinggi dari pada psikoterapi biasa. Hal ini dikarenakan dzikir mengandung unsure spiritual keruhanian/keagamaan/ketuhanan yang sanggup membangkitkan harapan (hope) dan rasa percaya diri (self confidence) pada diri seseorang yang sedang sakit,sehingga mempercepat proses penyembuhan.
Banyak fakta yang juga telah menunjukan bahwa orang-orang yang mengalami kekalutan mental (mental disorder) dikarenakan mereka mengalami kekeringan jiwa jawaban jauh dari norma-norma religious. Fakta-fakta ini sanggup dikaitkan dengan teori kepribadian yang disampaikan oleh Sigmund Freud, bahwa apabila seorang tidak berdzikir hidupnya akan selalu dalam dampak ID (Das Es), dan balasannya orang tersebut akan menjadi psikopat, yakni kondisi seseorang yang tidak memperhatikan norma-norma segala tindakannya, alasannya yakni ego (Dash Ich)manusia akan senantiasa mengikuti dampak alam bawah sadar (ID) dengan demikian dampak super ego (alam moral) tidak berfungsi.
Apabila dilihat dari sudut pandang psikologis , orang yang berdzikir (dzakirin) merupakan orang yang jauh dari kegoncangan jiwa (ambivalen) jawaban penderitaan. Hal ini dikarenakan orang yang senantiasa berdzikir, super egonya selalu berfungsi sebagai alat control terhadap sikap kesehariannya. Dengan demikian, sanggup dipahami bahwa dzikir mempunyai kemampuan untuk mengatasi segala persoalan psikologis yang dihadapi oleh manusia. Sebab dzikir, bisa dijadikan sebagai alat penyeimbang (equilibrium) bagi jiwa dan ruhani insan dimana mereka berada.
Keseimbangan tersebut tentunya sangat diharapkan ibu hamil dalam menjaga kandungannya selama lebih Sembilan bulannya. Dengan senantiasa berdzikir kepada Yang Mahakuasa Swt., ketenteraman batin ini akan sangat baik bagi perkembangan janin, baik secara fisik maupun spritualnya, sehingga kelak lahir anak yang shalih dan shalihah.
3. Diingat Oleh Allah
Seseorang yang rajin berdzikir akan diingat oleh Yang Mahakuasa Swt. Yang Mahakuasa juga akan menambahkan nikmat kepadanya. Yang Mahakuasa Berfirman:
“Karena itu, ingatlah kau kepada-Ku, pasti Aku ingat (pula) kepadamu. Dan, bersyukurlah kepada-Ku serta janganlah kau mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS.al-Baqarah [2] : 152).
Ibu hamil dan anak dalam kandungannya merupakan dua entitas yang berbeda, tetapi satu kesatuan. Jika ibu hamil mengingat Allah, maka janin dalam kandungannya pun juga mengingat Allah. Dengan demikian, Yang Mahakuasa akan mengingat si ibu hamil beserta janin dalam kandungannya.
Seseorang termasuk ibu hamil yang diingat oleh Yang Mahakuasa Swt. Akan terpenuhi segala kebutuhannya. Sementara, janin yang diingat oleh Yang Mahakuasa akan dijadikan-Nya sebagai anak yang shalih maupun shalihah yang akan menyelamatkan dirinya dan orang tuanya.