Tahukah Kamu Mengapa Orang Selingkuh Hidupnya Tidak Bisa Bahagia dan Dapat Balasan Menyakitkan?
Pada sharing gosip renunganislam.com yang bermanfaat kali ini yang berjudul " Tahukah Kamu Mengapa Orang Selingkuh Hidupnya Tidak Bisa Bahagia dan Dapat Balasan Menyakitkan? ". Semoga isi postingan gosip yang saya tulis ini sanggup bermanfaat untuk sahabat semua.
Tahukah Kamu Mengapa Orang Selingkuh Hidupnya Tidak Bisa Bahagia dan Dapat Balasan Menyakitkan?
Mengapa orang yang menduakan (mengkhianati suami atau istrinya) hidupnya tidak sanggup bahagia? Dan mengapa kadang kala dia menyerupai mendapat jawaban yang menyakitkan contohnya pada kehormatan anak atau saudaranya?
Sesungguhnya, setiap muslim telah dibekali dengan hati yang fitrah. Hati yang suci, hati yang bening. Ketika dia berbuat dosa, dia akan resah. Ketika dia berbuat maksiat, dia akan merasa bersalah. Ia sadar dosa dan kemaksiatan yaitu malu yang jikalau dibuka, dia akan malu.
“Dan dosa yaitu sesuatu yang mengganjal di dalam dada dan engkau tidak suka jikalau dilihat orang” (Muttafaq ‘alaih)
Dosa berupa menduakan merupakan dosa besar. Baik yang berupa menduakan cinta apalagi menduakan zina. Sebab dia mengkhianati suami/istri dan melanggar larangan Tuhan untuk menjauhi zina. Maka (sebagian) jadinya pun akan disegerakan di dunia.
“Dua perkara yang disegerakan jadinya di dunia: perbuatan keji dan durhaka” (HR. Hakim; shahih)
Balasan di dunia ini bentuknya bermacam-macam. Yang paling umum yaitu dicabutnya kekhusyu’an dikala beribadah dan dicabutnya kedamaian jiwa. Jadilah hidupnya tidak bahagia.
Belum lagi jawaban di alam abadi yang berupa azab pedih; panasnya api neraka.
Sedangkan mengenai orang lain yang terkena azab jawaban perbuatan dosa seseorang, dalam Islam tidak dikenal dosa warisan. Seorang anak yang diselingkuhi atau saudara yang kehormatannya dirusak, bukanlah jawaban eksklusif jawaban perbuatan menduakan seseorang. Jika pun seorang anak akan mencontoh sikap ayah/ibunya, itu yaitu problem lain yang seharusnya menjadi perhatian setiap orang renta semoga hanya melaksanakan dan mencontohkan yang baik-baik saja.